Media-Sindo.com Pandeglang -
Lagi – lagi hal memalukan terjadi Di Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, sudah ke sekian kalinya alat pertanian berupa Combine yang di gunakan untuk memotong padi saat panen kini keberadaanya masih dicari, pasalnya alat tersebut dipinjam Madroki kelompok tani Desa Kadu Melati Kecamatan Sindangresmi tapi disalahgunakan dengan dibawa keluar daerah Kabupaten Pandeglang entah kemana.
Melayangnya Combine tersebut diketahui saat waktu peminjaman yang diajukan kelompok sudah habis masanya dan harus dikembalikan, namun sampai saat ini belum ada pengembalian oleh Madroki selaku aktor yang menyebrangkan hingga keluar daerah. Dari Informasi yang di dapat wartawan alat panen padi yang disebrangkan kelompok itu kini berada di daerah Lampung.
Kasus nyebrangnya Combine milik Dinas Pertanian ini jadi sorotan Front Rakyat Demokrasi ( FRAKSI ) Pandeglang. Dikatakan Nana ketua FRAKSI “ ini bukan pertama kalinya terjadi alat pertanian milik Dinas disalah gunakan, hampir setiap tahun dikala musim panen selalu ada kasus Combine yang dibawa keluar daerah Pandeglang oleh kelompok yang minjam, tapi anehnya Dinas selalu kecolongan atau mungkin mereka ikut terlibat?, saya yakin ada oknum Dinas yang bermain ini.
Lanjutnya "coba perhatikan dan tanyakan saat proses peminjaman alat tersebut, prosesnya kaya main – main hanya dengan selembar surat permohonan, tanpa dilakukan verifikasi lapangan langsung acc, bahkan berita acaranya pun bisa belakangan. Mengenai kasus kelompok tani Madroki, hal ini jelas keteledoran orang Dinas tidak ada pengawasan dan apa yang dilakukan oleh Madroki ini sudah masuk tindakan kejahatan terhadap negara karena alat tersebut milik negara bukan milik moyangnya juga bukan milik pejabat Dinas pertanian, ungkap Saep pada wartawan melalui sambungan telefon Rabu ( 8 / 9 ).
Ditambahkan Dani Kusuma aktifis Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia ( KOMANDO ) PW.Pandeglang, Ia mengaku sudah mengirimkan surat mengajak audensi akan tetapi pihak dinas tidak bisa menghadirkan Madroki kelompok tani.
“ Ya memang benar, KOMANDO dan FRAKSI mengirim permintaan audensi terkait hal ini melalui WhatsApp ke Kabid tanaman pangan langsung, isinya yaitu untuk mempertanyakan hal ini dan kami meminta agar Dinas menghadirkan Korluh dan Kelompok, akan tetapi Dinas tidak bisa menghadirkannya. Kenapa kami meminta mereka dihadirkan biar semuanya terang benderang karena kami menduga ada oknum Dinas juga yang bermain. Namun sewaktu kami ke Dinas beberapa hari lalu Kabidnya pun gak ada seolah menghindar, apa lagi untuk menghadirkan kelompok kalo begini jelas bahwa Dinas dipecundangi oleh kelompok. Justru ini semakin mempertegas sikap KOMANDO untuk melakukan aksi unjuk rasa nanti, ucap Dani. * (Fery)